Selasa, 14 Januari 2014

Wayang Golek, Kendang Pencak, Rampak Kendang, Surak Ibra, Gondang, Kuda Renggong

1. Wayang Golek

 
Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.

Yang dimaksud dengan wayang golek purwa dalam tulisan ini adalah pertunjukan boneka (golek) wayang yang cerita pokoknya bersumber pada cerita Mahabharata dan Ramayana. Istilah purwa mengacu pada pakem pedalangan gaya Jawa Barat dan juga Surakarta yang bersumber pada Serat Pustaka Raja Purwa karya R Ng. Ranggowarsito.
 

2. Kendang Pencak

 
Gendang penca atau kendang penca satu seni yang tidak terlepas dari seni pencak silat. kendang pencak yang keberadaannya makin tersisihkan bahkan bisa di bilang barang langka terlebih buat anak-anak muda sekarang padahal kendang pencak warisan tak ternilai dari para karuhun/leluhur sunda yang merupakan satu kesenian yang harus di jaga dan di lestarikan.
 
Di Jawa Barat, di samping dikenal dengan aspek beladirinya, yang lebih dikenal dengan sebutan buah atau eusi, dikenal pula aspek pencak silat seni yang disebut kembang atau ibing pencak silat, sehingga apabila mendengar kata “pencak” yang terbayang oleh masyarakat Jawa Barat bukanlah suatu sistem pembelaan diri, melainkan suatu seni ibing pencak silat yang diambil dari gerak serangan dan belaan.  
 

3. Rampak Kendang

 
Rampak Gendang merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. "Rampak" berasal dari bahasa sunda yang bermakna serempak atau secara bersama-sama, jadi rampak gendang bisa diartikan sebagai suatu pertunjukkan gendang yang dimainkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, pertunjukkan Rampak Gendang selalu dimainkan oleh dua orang atau lebih.

Gendang atau kendang merupakan alat musik utama dari pertunjukkan Rampak Gendang. Alat musik ini juga merupakan instrumen dalam gamelan jawa, yang berfungsi sebagai pengatur irama. Alat musik lainnya dalam pertunjukkan Rampak Gendang adalah rebab, gitar, dan alat gamelan yang lain. Semua alat musik itu kemudian dipadukan membentuk suatu irama yang energik dan bersemangat.

Belakangan pertunjukkan Rampak Gendang sering dikolaborasikan dengan kesenian yang lain, seperti tari Jaipong atau dijadikan sebagai pengiring lagu pop. Namun, belakangan ini Rampak Gendang bahkan dipadukan dengan gamelan Jawa, sehingga menghasilkan sebuah pertunjukkan Rampak Gendang yang berbeda dari biasanya.

Perkembangan kesenian Rampak Gendang tidak hanya sampai disitu, saat ini orang-orang dari luar negeri berdatangan ke Indonesia untuk mempelajari kesenian tersebut. Bahkan salah satu universitas di Amerika membuka mata kuliah kesenian Indonesia, dengan dosen dari Indonesia, yang salah satunya mempelajari tentang kesenian Rampak Gendang.

Kesenian Rampak Gendang merupakan representasi dari kebersahajaan masyarakat Sunda. Di dalam kesenian tersebut kaya akan nilai-nilai filosofis, mencerminkan masyarakat Sunda yang guyub dan harmonis berlandaskan sifat-sifat kegotong-royongan dan keceriaan. Satu lagi kekayaan nusantara bernilai dunia yang harus kita jaga dan lestarikan. Rampak Gendang, dari Indonesia untuk dunia.
 

4. Surak Ibra

 
Surak Ibra, pada awalnya dikenal masyarakat Garut sebagai seni Boyongan atau Boboyongan yang menampilkan tokoh masyarakat yang bernama Pa Ibra (seorang pendekar silat yang memiliki kharisma di Garut). Akhirnya, Boboyongan tersebut oleh masyarakat dikenal sebagai Surak Ibra, konon sebagai penghormatan kepada Bapak Ibra.
 
Pertunjukan Surak Ibra melibatkan sejumlah orang, terutama laki-laki. Pertunjukan dimulai dengan sejumlah pemuda membawa obor yang menyala lalu mengambil formasi berbanjar. Mereka menari gerakan-gerakan silat. Disusul oleh rombongan penari Surak Ibra (biasanya jumlahnya sekitar 30-60 orang) yang memakai kostum pesilat (hanya tidak menggunakan warna hitam lagi, tetapi warna kuning dan merah) bergerak dengan penuh semangat, menampilkan gerakan-gerakan pencak silat. Terdapat yang bertindak sebagai pengatur (pemberi komando), atas komandonya musik pengiring ditabuh serempak (biasanya lagu Golempang) bersambung dengan sorak-sorai yang meriah (bhs. Sunda eak-eakan), antara musik dan sorak menciptakan suasana yang meriah dan dinamis. Setelah itu mereka melakukan formasi-formasi tertentu dengan gerakan-gerakan pencak silat. Pada saat mereka membuat formasi lingkaran, salah seorang dari mereka bertindak sebagai tokoh yang akan diboyong (diangkat-angkat), ketika lingkaran semakin menyempit tokoh tadi diangkat oleh sebagian penari Surak Ibra, ia pasrah diangkat naik turun, diikuti musik dan sorak sorai yang semakin meriah. Ia di atas tangan-tangan penari Surak Ibra menari-nari dan berpindah-pindah dari tangan ke tangan yang lain, kadang tinggi sekali melambung ke atas, sorak sorai pun semakin ramai. Biasanya setelah atraksi Surak Ibra yang memukau itu, kembali ke formasi semula sebagai sebuah Helaran.
 

5. Gondang

Gondang adalah lagu pada tutunggulan, ada mulanya gondang merupakan bagian dari upacara untuk menghormati Dewi Padi, Nyi Pohaci SANGHYANG SRI, waktu menumbuk padi untuk pertama kalinya, biasa disebut meuseul Nyai Sri, setelah panen usai. Yang melakukan gondang yaitu wanita yang dianggap suci atau sudah tidak menstruasi (menopause). Itu dulu waktu di Jaman Prabu Siliwangi[1]. Perkembangan selanjutnya gondang menjadi nama salah satu seni pertunjukan yang menggambarkan muda-mudi di pedesaan menjalin cinta kasih, dengan gerak dan lagu yang romantis penuh canda. Sekelompok pemudi menumbuk padi dengan mempergunakan lesung, kemudian sekelompok pemuda datang, Terjadilah dialog yang akhirnya mereka pulang berpasang-pasangan.
 

6. Kuda Renggong

Kuda Renggong merupakan kesenian pertunjukan rakyat yang berasal dari desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Kata Renggong dalam kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitu kamonesan (keterampilan) cara berjalan kuda yang dilatih untuk seakan-akan menari mengikuti irama musik, jadi jika mendengar musik baik dari tabuhan kendang dan lainnya Kuda Renggong ini akan jalan berjingkrak-jingkrak seolah sedang menari.
 
Kesenian Kuda Renggong ini sendiri biasanya diadakan untuk syukuran anak yang telah dikhitan atau disunat, atau istilahnya dikariakeun. Anak tersebut akan diarak keliling kampung menyusuri jalan raya menaiki Kuda Renggong dengan diiringi musik dan rombongannya, dan kebanyakan dari mereka ikut menari mengikuti irama musik. Biasanya penduduk yang rumahnya kebetulan dilewati oleh rombongan Kuda Renggong ini akan berbondong-bondong keluar untuk menonton. Dalam sebuah rombongan arak-arakan Kuda Renggong sendiri bervariasi jumlah Kuda Renggongnya, mulai dari 2, 4, atau sampai 8 ekor bahkan lebih, tergantung dari si empunya hajat 

17 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bripda Cici Saskya Polda Jabar
    ijin mengomentari tari rampak gendang

    tari rampak gendang merupakan satu kesenian yang harus dijaga kelestariannya. khusus nya di polda jabar telah terbetuk tim rampak gendang. yang pada awalnya terbentuk untuk memeriahkan Hut kodam 3 Siliwangi Bandung yang personil nya terdiri dari para polwan polda jabar dan kowad. hal ini terus dikembangkan di polda jabar dengan ada nya tim rampak gendang. tari rampak gendang ini juga ditampilkan pada saat pisah sambut kapolda.

    BalasHapus
  4. Aipda Dinny Agusyanti Polda jabar
    ijin mengomentari wayang golek

    wayang golek merupakan seni budaya sunda yang sampai saat ini masi d gemari menjadi tontonan masyarakat sunda, wayang golek d gunakan sebagai alat komukasi baik merupakan ajakan , seruan yang diperagakan oleh jenis dan bentuk wayang serta tokoh setiap dalam pementasannya,
    Menurut cerita jaman dahulu adanya wayang golek d sunda digunakan sebagai penyampaian ajaran ajaran agama islam ato ajakan seruan dalam kemasyarakatan dan kehidupan masyarakat sunda.

    BalasHapus
  5. Briptu Nina Wardianingsih - Polda jabar
    Mohon Ijin memberi komentar Jendral..

    Kuda Renggong..

    Kuda Renggong merupakan kesenian pertunjukan rakyat yang berasal dari Desa Cikurubuk Kec. Buah Sua Kab. Sumedang, pernah suatu hari saya melihat pertunjukan kuda renggong tersebut di kampung cisitu Sumedang, dimana anak kecil yang baru di khitan diarak-arak keliling kampung dengan menaiki kuda yang dihias, kesenian tersebut perlu kiranya tetap dijaga karena salah satu bentuk syukur kepada Tuhan dan menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar serta silaturahmipun terjalin

    BalasHapus
  6. Kebanggan bangsa harus dijaga kelestariannya terutama yg dianggap bisa membawa kebanggaan tersebut kepada dunia apapun bentuknya yg terpenting terkandung nilai nilai positif yang mengangkat harkat martabat bangsa sehingga dapat dijadikan minat utk kunjungan wisata terkait dengan devisa negara dan dapat juga mengharumkan bangsa

    BalasHapus
  7. Ipda Ni Luh Gede Raka Polda Bali
    Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya yg wajib dilestarikan merupakan aset negara dan merupakan alat pemersatu bangsa dan kebanggaan Bangsa Indonesia

    BalasHapus
  8. Aiptu Yuniati. R Polda Bali

    Kebanggan bangsa harus dijaga kelestariannya terutama yg dianggap bisa membawa kebanggaan tersebut kepada dunia apapun bentuknya yg terpenting terkandung nilai nilai positif yang mengangkat harkat martabat bangsa sehingga dapat dijadikan minat utk kunjungan wisata terkait dengan devisa negara dan dapat juga mengharumkan bangsa

    BalasHapus
  9. IPDA JUMINTEN
    Bangsa indonesia bangga debgab akan kekayaan budayanya yang merupakan martabat bangsa

    BalasHapus
  10. IPDA JUMARNI, SH POLDA JATIM
    Disamping sebagai anggota Polwan saya juga berprofesi sebagai wasit pencak silat, baik unsur silat sbg olah raga, seni dan spiritual. Untuk silat seni, musik yang pas digunakan utk mengiringinya adalah kendang pencak, walaupun saya telah mempelajari music silat di Aceh dan di Jawa Timur serta Jawa tengah namun hanya musik kendang pencak Jawa Baratlah yg cocok utk mengiringi gerakan gerakan silat berupa tehnik serang bela yang ada pada unsur seni pencak silat. Namun semoga nanti saya mendapatkan musik yg pas di Jawa Timur atau daerah lain yg pas utk mengiringi Pencak Silat selain kendang pencak. Dan semoga Pencak silat sebagai budaya asli Bangsa Indonesia tidak terkikis oleh budaya luar negeri seperti tari Gangnam Style yg dimiliki oleh negara Korea dan negara lainnya. Jayalah selalu budaya Indonesia asli, Pencak Silat!
    IPDA JUMARNI, SH. SINDIKAT I POLDA JATIM

    BalasHapus
  11. Siap Jenderal... AIPDA NURKAMILATIN dari POLDA JATIM Hadiiiir... ^_^

    BalasHapus
  12. Kompol dwi setyo harini polda jatim mohon ijin memberikan komentar ttg wayang golek. Bahwa wayang golek merupakan kesemoan sunda yg sdh banyak dikenal masyarakat bukan dr masy sunda tapi juga masy selurruh indonesia karena banyak memuat sejarah perwayangan spt ramayana dan mahabarata yang banyak digemari olej banyak kalangan shgg hrs dipertahankam dan dilestarikan shgg anak cucu kta tetap akam mengenal kesenoan tsb dan dpt dijadikan sbg contoh dr tokoh perwayangannya yg kebanyakam terdpt tkoh tpkoh yg bojak dan sabar serta selalu membela kebenaran

    BalasHapus
  13. Iptu Ficky (RR. RAFEEQA H.F.,S.H. ) POLDA JABAR POLRES PURWAKARTA

    Selamat malam Jenderal, Ass.wr.wb....

    Budaya Wayang Golek...
    Hmmm... Kembali teringat 31 Maret 2014 yg baru lalu, saat Allah SWT memanggil Sang Maestro Wayang Golek Legendaris Jawa Barat yaitu H.Asep Sunandar Sunarya, dimana beliau merupakan tokoh seniman sekaligus budayawan serta pendakwah yang berhasil dalam setiap pagelarannya ditampilkan penyampaian ayat suci Al Qur'an dsn Al Hadist dg pemahaman yang tepat.

    BalasHapus
  14. Sebagai penghargaan atas jasa almarhum H. ASEP SUNANDAR SUNARYA yg telah mempopulerkan tokoh pewayangan Astra Jingga atau Cepot, bahkan hingga jangkauan keluar negeri, maka Pemkab Bandung Propinsi Jawa Barat pun mengapresiasikan prestasi almarhum dengan berjanji akan membantu penyelesaian pembangunan Padepokan Seni serta nama almarhum akan didedikasikan menjadi nama jalan.

    Alhamdulillah....


    BalasHapus
  15. Budaya bangsa hrs dijaga kelestariannya agar bisa diwariskan kegenerasi penerus bangsa.

    BalasHapus
  16. Mohon ijin, bripda Ni Nyoman Putri Pratiwi asal pengiriman polda Bali

    Indonesia mempunyai bermacam macam budaya dari sabang sampai merauke yg merupakan warisan leluhur yg harus d jaga dan di lestarikan oleh seluruh masyarakat indonesia.
    Siiap trimakasih

    BalasHapus
  17. Made dita tisnadewi
    Polda bali
    Ijin jendral,ijin menanggapi
    Saya terTarik dgn artikel budaya ..karena saya sebagai generasi penerus bangga dgn indonesia yg kaya akan budaya

    BalasHapus