Selasa, 14 Januari 2014

Uyeg, Angguk, Karinding, Badawang, Gesrek

1.Uyeg


Uyeg merupakan salah satu seni teater dari Jawa Barat yang nyaris punah.
Uyeg Merupakan salah satu seni tradisi yang ada di daerah Sukabumi khususnya di daerah selatan yaitu di pesisir pantai pelabuhan ratu, kesenian teater rakyat ini sudah bisa di katakana puanah karena kesenian ini sudah lama sekali tidak dipertunjukan di Sukabumi ataupun daerah lainnya apalagi sepeninggalnya pak Anis Djati Sunda yang berhasil merevtalisasi seni teater rakyat ini hampir tidak ada lagi kelompik kesenian di Sukabumi  yang berinisiatif untuk mempertunjukan seni teater rakyat ini, menurut Wilang Sundakalangan kesenian teater rakyat ini sudah ada sejak masa kerajaan Sunda (Abad Ke 7 sampai 14) ketika itu digelar sebagai bagian dari ritual seren taun (Pesta panen) untuk menghormati Dewi Sri dan Guru Bumi namun terakhir kesenian ini ditampilkan pada tahun 1990 setelah Anis melakukan pengumpulan data pada orang-orang yang mau melestarikan Uyeg dari tahun  1978-1981, dari informasi yang diperoleh pada tahun 1854 sempat dipentaskan oleh ayah Akung dari generasi pertama yang mencoba mengangkat kesenian Uyeg, lalu oleh abah Ita sebagai generasi keempat sekitar tahun 1957-1960 yang mulai mengangkatnya kembali, sejak oleh ayah Akung sekitar tahun 1884 kesenian ini sudah berada di Sukabumi tapi mulai dicanangkan sebagai kesenian khas Sukabumi baru tahun 1981 oleh Anis Djatisunda
 
            Berdasarkan Hipotesis Anis Djati Sunda seni Teater Rakyat Uyeg merupakan satu bentuk teater rakyat Jawa Barat yang masih memiliki ciri-ciri dari pola struktur budaya nusantara yang mewarnai lambang tradisi megalitik, terbukti dengan masih digunakannya warna hitam dan putih pada kain yang disebut kelir, kain hitam putih ini merupakan simbol alam yaitu gambaran krisna-paksa (Hitam) dan Sukhla-Paksa (Putih) yakni terkait dengan alam yang memiliki dua unsur yang berbeda, bumi langit, atas bawah, laki-laki perempuan dan yang lainnya dan kata Uyeg memiliki filosofi bahwa Uyeg bersinonin dengan kata Oyag artina bergerak pada visualisasi pertunjuknnya kain kelir senantiasa digerak-gerakan saat pertunjukan sebagai simbol bahwa hidup itu terus bergerak, dinamis tidak setatis seperti pemikiran manusia.
 

2. Angguk

 
Dalam kaitan sejarahmya hasil panen di masyarakat Sunda pada waktu itu belum ada alat transportasi untuk mengangkut hasil bumi ke lumbung ataupun rumahmenggunakan alat pikul yang terbuat dari bambu angguk ( pikulan yang terbuat dari bambu yang ujungnya dibuat lekukan-lekukan yang melingkar digunakan untuk letak tali pemikul ( salang ) . Apabila orang yang memikul berjalan atau bergerak maka lekukan angguk dengan tali tersebut akan terjadi pergesekan sehingga menimbulkan suara dari gesekan tersebut , kesenian ini disebut dengan seni renggong .
Kesenian ini biasanya digunakan untuk perayaan khitanan,perkawinan dan peringatan hari besar lainnya bersamaan dengan Jampana/Dongdang sebagai kesenian helaran. Alat musik tambahan seperti hatog (alat musik tiup/aerophone) yang terbuat dari bambu, besi, kayu/perungu.

3. Karinding

Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya), Lewo Malangbong, (Garut), dan Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau). Di Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang menggunakannya adalah para perempuan, dilihat dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut. Dann bahan enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.
Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karindng biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada anu pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).

4. Badawang

Badawang atau Memeniran adalah patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala. Di dalam kerangka orang-orangan ini terdapat rongga yang dapat dimasuki orang yang akan membawanya berjalan berpawai dan menggerakannya menari-nari. Badawang adalah tradisi masyarakat Sunda di Jawa Barat dan sangat mirip dengan kesenian Ondel-ondel Betawi dari Jakarta dan Barong Landung dari Bali. Tradisi orang-orangan ini sudah memiliki sejarah yang lama, peniruan makhluk hidup sebagai bagian dari tradisi mistis totemistik yang berasal dari sistem kepercayaan asli Indonesia.
Memeniran sedikit berbeda karena wujudnya berupa gabungan dua orang yang menggendong dan digendong. Badan yang digendong adalah badan asli orang pemakainya, sedangkan kaki penggendong adalah kaki asli pemakainya.

5. Gesrek

 
Seni Gesrek disebut juga Seni Bubuang Pati (mempertaruhkan nyawa). Bila dikaji dengan teliti, seni Gesrek dapat dikatakan juga bersifat religius. Dengan ilmu-ilmu, mantra-mantra yang berasal dari ayat Al Qur?an pelaku seni ini bisa tahan pukulan, tidak mempan senjata tajam atau tidak mempan dibakar. Demi keutuhan/mengasah ilmu yang dimiliki pemain Gesrek perlu mengadakan pemulihan keutuhan ilmu dengan jalan ngabungbang (kegiatan ketuhanan yang dilaksanakan tiap malam tanggal 14 Maulud) yaitu mengadakan mandi suci tujuh muara yang menghadap sebelah timur sambil mandi dibacakan mantra-mantra sampai selesai atas bantuan teman atau guru apabila masih ada. Jadi dengan adanya Seni Gesrek kegiatan ritual bisa dilaksanakan secara rutin sebagai rasa persatuan dan kesatuan sesama penggemar seni yang dirasa masih langka. Setelah terciptanya Seni Gesrek timbul gagasan untuk mengkolaborasikannya dengan seni yang berkembang juga di wilayah ini yaitu seni Abah Jubleg. Seni ini dikatakan khowarikul adat (di luar kebiasaan) karena Abah Jubleg dapat mengangkat benda yang beratnya lebih dari 1 (satu) kwintal dengan menggunakan kekuatan gigi, dapat mengubah kesadaran manusia menjadi tingkah laku binatang (Babagongan/Seseroan) dan memakan benda yang tidak biasa dimakan oleh manusia. 




 

39 komentar:

  1. AKP NOVIANTY POLDA KEP. BABEL

    Di Negara Indonesia Banyak sekali dan beraneka ragam budaya tetapi saat ini sudah banyak yang dilupakan dan juga pemerintah kurang menjaga budaya kita sehingga budaya kita di bajak oleh Negara lain, maka dari itu kita harus melestarikan budaya kita yang ada di negara indonesia.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. esensi seni gesrek hampir sama dengan ritual ngurek pada budaya Bali yang dilakukan oleh para pepatih saat dalam keadaan tidak sadar/ trance dan berkaitan dengan ritual keagamaan yaitu pada upacara dewa yadnya sebagai wujud bhakti seseorang yang dipersembahkan secara tulus ihklas kepada Sang Hyang Widhi. Sebelum atraksi dilaksanakan diawali dengan prosesi upacaya yang disampaikan oleh para sulingggih/ para pemuka agama guna memohon penganugrahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar para pepatih tahan dan tidak terluka oleh tusukan keris tajam yang ditancapkan pada perut dan dada mereka. AKP LUH RELAWATI, POLDA BALI

    BalasHapus
  4. Dengan keberadaan tari uyeg di Sukabumi akan punah diharafkan masyarakat Sukabumi melalui tokoh-tokoh masyarakat dan para pemudanya membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk melestarikan tarian tersebut melalui kegiatan lomba tari dalam sebuah ajang pesta seni maupun pembinaan kepada para senimannya demi tetap lestarinya tari uyeg. IPTU NENGAH ARTINI, POLDA BALI

    BalasHapus
  5. BRIPKA NI WAYAN KARIANI Ijin mengomentari di daerah Bali, budaya Badawang hampir mirip dengan Barong Landung sebagai manifestasi dari perwujudan dari para dewa yang sangat disakralkan dan ditempatkan dipura dalem, Barong landung ditarikan pada saat -saat tertentu ( piodala ) yang dibawakan oleh orang-orang yang khusus yang telah diberi peanugrahanoleh sesuhunan pura dimaksud dengan tujuan memohon restu agar para penyungsung diberikan keselamatan dan kesejahteraan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

    BalasHapus
  6. Mohon ijin mengomentari tarian Uyeg dari Sukabumi Jawa Barat.
    Ipda Ni Made rewati Polda Bali.
    Dengan akan punahnya tarian Uyeg agar para tokoh masyarakat adat maupun pemerintah yang ada di Sukabumi berupaya untuk melestarikan kesenian uyed dengan cara menggali kembali potensi dan minat para pemuda melalui karang taruna maupun sanggar-sanggar tari yang ada didaerah tersebut.

    BalasHapus
  7. AIPDA NURLELA HAKIM - POLDA BANTEN

    Mohon ijin mengomentari,

    Sebagai orang sunda saya merasa sangat prihatin dengan keadaan jaman sekarang ini, karena kesenian khas daerah khususnya seni sunda sudah mulai tidak dikenal oleh masyarakat jawa barat sendiri, ijin memberikan masukan apabila diperkenankan sebaiknya seni budaya asli khas daerah kembali di masukan ke dalam kurikulum pendidikan dasar 12 tahun dan betul2 dipelajari agar anak bangsa di masa depan tidak kehilangan jati diri dan melupakan budaya bangsanya sendiri, sekian terima kasih.

    BalasHapus
  8. AKP ERLINA YENNI
    POLDA BANTEN
    Ijin Jenderal untuk berkomentar ......
    Menurut opini pribadi budaya (fokus pada seni) dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, baik dari segi ekonomi, sosial, keimanan dan budipekerti serta banyak yang lainnya.
    Dari segi ekonomi sudah jelas melalui seni budaya dapat menjadi sumber penghasilan, dapat kita lihat pelaku-pelaku seni baik di dalam atau luar negeri selagi mereka melakukan kegiatan seni budaya (baik tradisional ataupun modern) secara komersil pasti hidup dengan sejahtera bahkan sudah menjurus ke kehidupan hedonisme.
    Dari segi sosial dapat meningkatkan semangat kerjasama, rasa senasib sepenanggungan, dan hubungan silaturahmi yang terjalin dengan baik, sebagai contoh Tarian Malulo dari Sulawesi Tenggara atau yang disebut tarian Persatuan.
    Dari segi keimanan dan budi pekerti, seperti peribahasa Minangkabau ALAM TAKAMBANG JADI GURU, yang artinya kita dapat belajar dari alam, apapun yang ada di alam ini Allah SWT telah menyediakan sebagai sarana belajar bagi umat manusia sebagai contoh "ilmu padi" yang mengajarkan kepada kita semakin kita berisi (kaya, pintar, berpengalaman dll) tapi kita harus tetap low profile tanpa harus menyombongkan diri, karena kesombongan hanya milik Allah semata penguasa alam smesta.
    Tksh Jenderal atas pencerahannya..

    BalasHapus
  9. Ipda Ida Mariani Polda Banten

    Kita ketahui selama ini perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia, maka dari itu kita harus lebih mengenalkan budaya kita mulai dari kecil.
    Terimakasih

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. AKP ELIS SUENDAYATI POLDA JATIM

    Mohon ijin komentar tentang budaya UYENG

    Disaat kita menerima dan menikmati budaya asing baik itu budaya barat maupun timur (Asia) seolah kita orang yang paling modern tetapi disaat kita disajikan sebuah kesenian tradisional contoh LUDRUK ( Surabaya ) atau TAYUB (Bojonegoro-Tuban) seolah kita golongan masyarakat kuno dan udik ( Ndeso )

    Tetapi setelah saya membuka blog ini, betapa prihatinnya hati ini, dan rasa menyesal tiada henti, "eman-eman" ( disayangkan ) kenapa kita tidak mampu melestarikannya? rasa hati ingin berbuat, tetapi tak mampu melakukan, aku hanya hamba dengan segala keterbatasan, dan hanya bisa berdoa semoga ada orang yang bisa melakukannya, aamiin.

    BalasHapus
  12. IPTU LISKEN NORAWANTI - POLDA BANTEN
    Selamat malam jenderal.. izin mengomentari
    Seni karinding yg berasal dari sunda termasuk seni yang sangat unik yang dimiliki indonesia, kita sebagai penerus patutlah melestarikannya dan sangat bersyukur karna masih ada orang yg mau melestarikannya walaupun pemerintah kita kurang respect, maka kita sebagai generasi muda patutlah melestarikan seni karinding ini.
    Sekian terima kasih

    BalasHapus
  13. IPTU ANA POLDA METRO JAYA

    Selamat malam Jendral ijin berkomentar

    dimohon jangan hanya kebudayaan sunda, tapi juga tolong dimasukkan kebudayaan dari provinsi lain agar orang lebih teartarik dan leabih mengeaanal budaya lain, agar mereka dapat memahami dan lebih dekat dengan daerah lain.
    terima kasih..

    BalasHapus
  14. Selamat malam ijin berkomentar tentang karinding

    Karinding salah satu alat yang biasanya digunakan oleh masyarakat jawa barat,pada awalnya alat tersebut digunakan sebagai pengusir hama oleh di sawah yang biasanya dimainkan oleh anak anak untuk membantu para Orang tua nya.Dikalangan para remaja Karinding kemudian dijadikan alat komunikasi untuk menyatakan cinta ,sehingga para jejaka yang pandai memainkannya mendapatkan nilai lebih dari para gadis

    (Terimakasih Bapak dengan adanya Blog Bapak tentang Karinding Bertambah satu wawasan saya untuk mengenal Budaya Jawa Barat)

    Aiptu Budi Trijastuti
    POLDA JATIM

    BalasHapus
  15. IPTU DEWI HOTIJAH.S.Sos
    POLDA JAWA BARAT

    Rasa syukur yg tiada henti dan Bangga yang tidak terhingga saya terlahir menjadi Orang Indonesia berdarah SUNDA yang memiliki kekayaan seni dan budaya Sunda,namun seiring perkembangan jaman maka sedikit demi sedikit kesenian yang ada tergerus oleh waktu,dan tdk menutup kemungkinan akan HILANG karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya :
    1. Tidak adanya kesadaran dari kita sendiri utk melestarikannya
    2. tidak ada kurikulum pendidikan yg dg fokus mengangkat dan seni dan budaya bangsa indonesia pada anak sekolah dari mulai tk - perguruan tinggi
    3. Media cetak maupun elektronik tidak mendukung
    4. kurangnya perhatian dari pemerintah
    5. Pola pikir masyarakat Indonesia Lebih bangga dg budaya Barat dan merasa lebih Modern, dan menganggap Kuno apabila mengangkat budaya daerah sendiri
    6. Rendahnya kepedulian masyarakat akan pelestarian kebudayaan bangsa sendiri

    Kondisi yg memprihatinkan yg terjadi sekarang,mungkin terjadi karena dr sejak dini tidak pernah diperkenalkan, tak kenal maka tak sayang, tidak ada kata terlambat utk hal yg baik, ini adalah tanggung jawab kita bersama bagaimana mempertahankan agar kebudayaan bangsa ini tetap ada,perkenalkan lah kepada anak sedini mungkin supaya mereka mengenal budaya sendiri, terkadang kita marah apabila negara lain mengakui budaya indonesia tapi kita sendiri tidak menjaganya........ KENAPA para pelaku seni tradisional LEBIH DIHARGAI DI NEGARA LAIN ? KENAPA warga negara asing banyak yg ingin mempelajari kesenian tradisional kita? berpikirlah untuk ini, berbuatlah untuk membangun dan merubah pola pikir yang salah sekarang,menjadi pola pikir yg BANGGA AKAN NEGERI INI, karena ini adalah tanggung jawab kita bersama. TERIMAKASIH JENDERAL sudah membuka wawasan tentang budaya bangsa sehingga saya berpikir dan saya ingin ikut andil dan berbuat dalam melestarikan budaya bangsa ini

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. BRPDA ARIFATUL FADHILAH
    POLDA JAWA TENGAH

    kebudayaan GESREK merupakan suatu kebudayaan yang unik fantastik yang tidak setiap negara dapat memiliki kebudayaan ini . ini pun perlu untuk dilestarikan namun ada beberapa hal yang mesti diperbaharui ataupun dibenahi di kebudayaan ini yakni adat ritual-ritual ataupun mantra yang dibilang di ambil dari Al Qur'an . jangan sampai Al qur'an d salah gunakan ataupun disetarakan dengan mantra-mantra yg berbau mistis. jangan sampai ada kesimpangan terjadinya tindakan musrik yang terjadi di kebudayaan ini . siap trima kasih

    BalasHapus
  18. IPDA NI MADE SRIANTI
    PENGIRIMAN POLDA BALI

    Mohon ijin jendral mengomentari budaya angguk, budaya ini merupakan suatu bukti dan rasa syukur ita kepada Tuhan yang maha kuasa karena telah memberi nikmat yang tiada tara kepada masyarakan khususnya didaerah sunda melalui ekspesi atau tarian sewaktu panen padi. ini harus dibudayakan dan bila perlu dikembangan agar setiap manusia didunia selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan dalam bentuk apapun juga. sekian dan terima kasih.

    BalasHapus
  19. BRIPDA ROSA TILOFA MAKANUAY
    KORPS BRIMOB KELAPA DUA

    MOHON IZI JENDRAL.IZIN MENGOMENTARI BUDAYA ANGGUK, DIMANA BUDAYA ANGGUK INI PERLU DILESTARIKAN APALAGI DI JAWA ITU ADALAH CIRI KHAS DARI BUDAYA ITU SENDIRI , DIMANA KITA SEBAGAI ORANG INDONESIA HARUS MENCINTAI BUDAYA KITA ,DAN HARUS BERSYUKUR DENGAN BUDAYA- BUDAYA YANG SUDAH ADA INI DAN TERUS DILESTARIKAN, TAPI APA BILA BUDAYA ITU BERNILAI MISTIS SEBAIKNYA DIHILANGKAN KARENA TIDAK SESUAI DENGAN AJARAN KEAGAMAN. SEKIAN DAN TERIMA KASIH

    BalasHapus
  20. AKP Nani Rusiani
    Polda Banten

    Mohon ijin untuk mengomentari Seni Gesrek, Cintailah dan lestarikan budaya Indonesia. Budaya adalah suatu warisan dari leluhur yang tidak ternilai harganya. Budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Sebagai orang Indonesia, mari kita sama-sama menjaga dan melestarikannya.Jika didaerah Sunda ada Seni Gesrek maka di Banten ada Kesenian Debus (serupa tapi ta sama).

    Sekian dan terima kasih Jenderal.

    BalasHapus
  21. Ni Nym RObyani
    POLDA BALI

    Ijin mengomentari sudah sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa dan budaya menghargai dan mencintai seni budaya bangsa agar senantiasa terjaga kelestariannya dan ttp terjaga dari generasi ke generasi,walaupun budaya luar sudah mempengaruhi segala elemen kehidupan kita tapi sebagai bangsa Indonesia kita ttp menghargai dan menjaga seni dan budaya negeri sendiri

    BalasHapus
  22. Berkembangnya komunitas-komunitas peminat seni dan budaya menjadi segmen yang tepat untuk melakukan dan membantu sosialisasi Tupoksi POLRI dalam menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

    Tetap semangat,
    IPDA Siti Hamidah, SH.
    Polda Jawa Barat

    BalasHapus
  23. Mohon ijin memberikan komentar, Jenderal.

    Budaya sebagai bentuk aktualisasi keaneka ragaman suku bangsa di Indonesia merupakan bagian dari ciri Ke-Bhinekka Tunggal Eka-an.

    Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan bagian yang tidak terpisah dari suatu kelompok.

    Oleh karenanya dengan menghargai dan melestarikan budaya, maka akan terlihat eksistensi suatu bangsa .

    Manakala suatu generasi mengganggap bahwa budaya itu, kuno, kurang modern dan kurang gaul, maka disitulah awal kehancuran suatu bangsa.

    Saya sebagai generasi muda, mengucapkan terima kasih kepada Jenderal yang telah menunjukan sebagian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

    Bripka Anita Rosalina
    Polda D.I. Yogyakarta
    Pelatihan Pengasuh Gel. II/2014

    BalasHapus
  24. Aipda Nova Artini Polda Jawa Timur
    Sebagai generasi muda punya kewajiban melestarikan kebudayaan bangsa. Kalau dilihat dari sisi Polri yang harus dilestarikan tapi bukan Polri yang mati-matian melestarikan, tapi Polri lebih sekedar menjaga kebudayaan dan mengarahkan agar tidak melanggar pranata sosial yang berlaku di masyarakat.

    BalasHapus
  25. Indonesia merupakan negara kepulauan yang disetiap daerahnya memiliki ciri khas masing-masing atau sering kita sebut dengan budaya. Maka sebagai bangsa Indonesia kita sudah sepatutnya merasa berbangga hati dan tak lupa untuk melestarikan seni budaya yang telah ada sejak nenek moyang kita, sehingga anak cucu kita nanti bisa menyaksikan kekayaan dari keanekaragaman suku budaya yang dimiliki oleh negara kita tercinta ini. Dan yang pernah terjadi kita baru merasa marah jika salah satu seni budaya yang kita punya diakui oleh negara lain, tetapi lestarikan dan bila perlu patenkan hak cipta dari seni kebudayaan yang kita miliki sebelum diakui oleh negara lain. Merdeka Indonesia

    AKP Siti Nurdjannah
    Polres Purbalingga

    BalasHapus
  26. Dengan semakin banyaknya budaya barat yang masuk ke indonesia dan makin sedikit generasi muda yang peduli pada kebudayaan bangsa sendiri yang sebenarnya sangat luhur, maka sudah menjadi suatu kwajiban sebagi generasi muda untuk selalu menjaga dan melestarikan agar tidak punah serta menjadi warisan bangsa Indonesia.

    Iptu Reni Widowati
    SPN Polda Banten

    BalasHapus
  27. Mohon izin jendral menanggapi budaya " karinding ".
    Budaya Indonesia memang istimewa , saya baru tahu kita mempunyai alat musik tiup karinding . Yang alat x sangat unik , budaya ini memang harus d lestarikan . Dengan budaya ini Indonesia tetap menjadi daya tarik yang mempunyai berbagai keunikan . Baik dari segi budaya , bahasa , pulau dan alam yang indah . Sebagai generasi muda memang harus menjaga negara kita tercinta ini .

    AKP Anria Rosa
    Polda Jatim

    BalasHapus
  28. Iptu Dheni Yuniaryani, SH.
    Ditsabhara Polda Jatim

    Bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, sehingga bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak sekali budaya-budaya. Akan tetapi bangsa kita kurang mempromosikan kebudayaannya sendiri, sehingga budaya kita masih dapat di bajak dan dicuri oleh negara lain, contohnya seperti Reog Ponorogo yang diakui oleh Malaysia. Untuk itu, kita sebagai warga negara yang baik wajib untuk mencintai dan mempelajari budaya-budaya yang ada di bangsa kita dan melestarikannya, agar budaya atau adat istiadat yang ada pada bangsa Indonesia tetap terjaga keasliannya

    BalasHapus
  29. Sebagai generasi muda,kita harus selalu menjaga dan melestarikan budaya bangsa.. Karena kalau bukan kita siapa lg..

    Jangan sampai tangan2 jail dark negara tetangga merenggutnya dari kita dan mengakui sbg ham milk mereka..

    Smg mash byk diantara kita yg bangga akan budaya bangsa sendiri,,amiinn

    AKP Elsie Fitria, SH.SIK
    Polka Jabar

    BalasHapus
  30. IPDA RITA KURNIATI
    POLRES SIDOARJO POLDA JATIM
    Komentar :
    Uyeg Merupakan salah satu seni tradisi yang ada di daerah Sukabumi khususnya di daerah selatan yaitu di pesisir pantai pelabuhan ratu. Dalam kaitan sejarah hasil panen di masyarakat Sunda sebelum ada alat transportasi untuk mengangkut hasil bumi ke lumbung ataupun rumahmenggunakan alat pikul yang terbuat dari bambu “Angguk” (pikulan yang terbuat dari bambu yang ujungnya dibuat lekukan-lekukan yang melingkar digunakan untuk letak tali pemikul (salang). “Karinding” merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. “Badawang atau Memeniran” adalah patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala Badawang adalah tradisi masyarakat Sunda di Jawa Barat dan sangat mirip dengan kesenian Ondel-ondel Betawi dari Jakarta dan Barong Landung dari Bali. Sedangkan Seni Gesrek atau disebut juga Seni Bubuang Pati (mempertaruhkan nyawa) dengan ilmu-ilmu, mantra-mantra yang berasal dari ayat Al-Quran pelaku seni ini bisa tahan pukulan, tidak mempan senjata tajam atau tidak mempan dibakar.

    Seklumit ringkasan budaya UYEG, ANGGUK, KARINDING, BADAWANG, dan GESREK tersebut di atas memberikan pemahaman kepada kita semua termasuk saya di dalamnya bahwa begitu banyak budaya yang sangat memberikan warna tersendiri bangsa Indonesia, meskipun demikian selama ini budaya-budaya tersebut seakan belum mendapatkan prioritas dalam upaya pelestarian maupun pengembangannya. Menjadi sebuah harapan bagi seluruh rakyat Indonesia semoga budaya-budaya tersebut tetap dapat dijaga dan dilestarikan. Sudah banyak contoh peristiwa bahwa bangsa Indonesia yang terkesan kurang peduli terhadap kekayaan budaya, namun ironisnya bila salah satu budaya tersebut diklaim menjadi budaya bangsa lain baru ada langkah-langkah pengakuan pembakuan bahwa budaya tersebut milik Indonesia. Seharusnya sejak dini ditanamkan kepada generasi penerus agar mengerti, memahami tentang budaya-budaya bangsa Indonesia dan bagaimana cara dalam menjaga dan melestarikannya.

    BalasHapus
  31. Brigadir eka ayu nova rina
    Polda jatim

    mohon ijin menyampaikan jendral...seni kebudayaan tsb diatas juga terdapat di jawa timur...serupa tapi tak sama...di jawa timur nama kesenian tsb ada pada kesenian Reog Ponorogo dan Debus.
    Dalam hal ini kami sbg generasi penerus bangsa dharapkan mampu meneruskannya.Caranya adalah..dg menampilkan kesenian tsb pada acara besar di sekolah, kampung, kantor.
    Terima kasih jendral.

    BalasHapus
  32. BRIPTU KIKI RIKMASARI
    POLDA JABAR

    Ijin berkomentar Jenderal..
    Dari semua seni Sunda yang Jenderal tulis dan jelaskan saya sedikit tahu tentang salah satu alat musik yang bernama Karinding..
    Yang menarik pertama kalinya saya mengetahui alat musik ini justru ketika saya menonton acara live musik beraliran Metal..bukan diacara kebudayaan sunda ataupun pagelaran budaya..pada saat itu Band Metal favourite saya Burgerkill yang cukup terkenal di Bandung mengkolaborasikan musik metalnya dengan alat musik karinding yang pada saat itu ada juga alat2musik tradisional sunda lainya seperti kecapi,suling dll..pada saat itu saya berfikiran bagaimana bisa dan akan seperti apa nantinya..musik metal yang penuh dengan scream dipadukan dengan karinding dll..dan jujur saya baru pertama kali mendengar alat musik karinding..tapi setelah saya mendengarkannya jujur saya merinding..sungguh sangat indah,keren,pokoknya jauh diluar dugaan saya..saya ingat pada saat musik mulai dimainkan semuanya diam terpaku dan terpukau mendengarkannya..sungguh sangat indah dan membuat semuanya takjub...

    Banyak anak muda menganggap hal-hal yang berbau kebudayaan itu membosankan..namun tidak bagi saya..bukan karena dipadukan dengan Band kesukaan saya..tapi lebih ke malu pada diri sendiri..karena sebagai orang sunda masih banyaaaaaaaakkk budaya-budaya yang saya belum tahu..dan dengan membuka blog Jenderal saya menjadi mengetahui budaya-budaya lain yang hampir bahkan sudah punah..Terimakasih Jenderal..Salam Hormat..Wassalam..

    BalasHapus
  33. Mohon ijin Jendral, Mohon ijin komentar tentang budaya UYENG

    Disaat kita menerima dan menikmati budaya asing baik itu budaya barat maupun timur (Asia) seolah kita orang yang paling modern tetapi disaat kita disajikan sebuah kesenian tradisional contoh LUDRUK ( Surabaya ) atau TAYUB (Bojonegoro-Tuban) seolah kita golongan masyarakat kuno dan udik ( Ndeso )

    Tetapi setelah saya membuka blog ini, betapa prihatinnya hati ini, dan rasa menyesal tiada henti, "eman-eman" ( disayangkan ) kenapa kita tidak mampu melestarikannya? rasa hati ingin berbuat, tetapi tak mampu melakukan, aku hanya hamba dengan segala keterbatasan, dan hanya bisa berdoa semoga ada orang yang bisa melakukannya, amin. Dari akp masdawati saragih. Polda jatim

    BalasHapus
  34. BRIPDA MILA ARIMBI - POLDA JATIM

    Mohon ijin jenderal, Mohon ijin berkomentar tentang Kebudayaan Uyeg yang berasal dari Bandung, bahwa kebudayaan yang ada di negara kita, yaitu negara kita tercinta Indonesia yang kaya akan kebudayaan-kebudayaan dengan beraneka ragam seperti budaya seni tari, kita sebagai generasi muda harus mampu memelihara agar kebudayaan tersebut tidak hilang begitu saja / punah dengan cara mengenaljan mengajarkan dan melestarikan pada generasi - generasi muda. agar tidak luntur dengan adanyanya budaya barat yang akhir-akhir ini semakinmenjadi Trend" anak-anak muda. Terimakasih.....

    BalasHapus
  35. Ass mhn ijin Jenderal berkomentar tentang budaya mengingat menurunnya cinta budaya dinegeri ini kita sebagai agen perubahan minimal bisa menanamkan cinta budaya kepada adik2 kita yg akan lahir sebagai Bhayangkara Putri yang profesional, berakhlaq mulia dan cinta budaya Indonesia wass Iptu teti setyawati Ditbinmas Polda Jatim

    BalasHapus
  36. hanya satu kalimat yang bisa saya ucap...." LUARRRRRRR B I A S A"

    BalasHapus
  37. ijin share untuk grup relawan pelestari warisan budaya sukabumi, semoga tulisan bapak bisa menjadi bahan kajian kami untuk pelestarian kesenian uyeg yang pernah dipopulerkan oleh Ki Anis Djati Sunda (alm)

    BalasHapus
  38. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  39. Ijin komentar pak, terima kasih atas ketertarikan bapak untuk memuat sekilas perjalanan seni teater rakyat Uyeg yang memang saat ini sudah diambang kepunahan, meskipun pernah direvitalisasi kembali melalui program revitalisasi budaya dari fihak Taman Budaya Bandung Jawa Barat pada tahun 2010.
    Namun seiring waktu berjalan, karena kurangnya tempat yg representatif untuk berlatih, kesibukan masing-masing pemain yg anggotanya heterogen, mulai dari seniman murni, tukang ojeg, tukang becak ,sampai guru dan pejabat pemerintahan, dan yang tak kalah menjadi kendala bagi kami adalah, masih sangat rendahnya nilai jual kami dari para pemerhati dan penikmat seni pertunjukan daerah, sehingga untuk memenuhi biaya latihan, produksi sampai pergelarannya sangatlah kurang, berbeda jauh dgn artis2 metropolitan pada saat ini...
    Mungkin selain kami, masih ada saudara2 kami yg berkiprah dalam seni budaya daerah yg mengalami keadaan seperti kami, meskipun untuk beberapa gelintir pelaku seni budaya daerah yang sangat terkenal pasti ada perbedaan nilai jualnya dibandingkan dgn kami....
    Mungkin itu sebagian dari banyak aspek permasalahan kenapa seni budaya daerah semakin banyak menuju ke-kepunahan-nya.....

    Wilang Sundakalangan

    BalasHapus