Tradisi Potong Jari di Papua
Tradisi potong jari di Papua tepatnya pada Suku Dani, bagi umumnya masyarakat pegunungan tengah dan khususnya masyarakat
Wamena di Papua, ungkapan kesedihan akibat kehilangan salah satu anggota
keluarga tidak hanya dengan menangis saja.
Biasanya mereka akan melumuri dirinya dengan lumpur untuk jangka
waktu tertentu. Namun yang membuat budaya mereka berbeda dengan budaya
kebanyakan suku di daerah lain adalah memotong jari mereka.
Bagi masyarakat pengunungan tengah, pemotongan jari dilakukan apabila
anggota keluarga terdekat seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, kakak,
atau adik meninggal dunia.
Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakitnya bila
kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Ungkapan yang begitu
mendalam, bahkan harus kehilangan anggota tubuh. Bagi masyarakat
pegunungan tengah, keluarga memiliki peranan yang sangat penting.
Bagi masyarakat Baliem Jayawijaya kebersamaan dalam sebuah keluarga memiliki nilai-nilai tersendiri.
pemotongan jari itu umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Namun tidak
menutup kemungkinan pemotongan jari dilakukan oleh anggota keluarga dari
pihak orang tua laki-laki atau pun perempuan.
Pemotongan jari tersebut dapat pula diartikan sebagai upaya untuk
mencegah ‘terulang kembali’ malapetaka yang telah merenggut nyawa
seseorang di dalam keluarga yang berduka.
Pemotongan jari dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang memotong
jari dengan menggunakan alat tajam seperti pisau, parang, atau kapak.
Cara lainnya adalah dengan mengikat jari dengan seutas tali beberapa
waktu lamanya sehingga jaringan yang terikat menjadi mati kemudian
dipotong.
Namun kini budaya ‘potong jari’ sudah ditinggalkan. sekarang jarang
ditemui orang yang melakukannya beberapa dekade belakangan ini.
(http://budayaindo.com)
Ritual Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng
Jika anda melihat anak berambut Gimbal di sekitaran wilayah Dataran
Tinggi Dieng, Mereka Bukanlah Penganut aliran Reage atau Rasta seperti
Bob Marley. Rambut Gimbal yang mereka miliki bukan hasil permak Salon
melainkan alami hasil buatan alam. Ada latar belakang kisah menarik
mengenai Rambut Gimbal bocah Lereng Dieng ini.
Mitos rambut gimbal di dieng
Rambut Gimbal Alami ini tumbuh hanya pada rambut anak-anak tertentu di Sekitar Dataran Tinggi Dieng. Mitos yang berkembang dan dipercaya sebagian masyarakat Dataran Tinggi Dieng, rambut gimbal dianggap bisa membawa musibah atau masalah di kemudian hari, sehingga mesti diruwat, karena dipercaya akan mendatangkan rezeki dan si anak dapat hidup normal dengan rambut yang normal.
Mitos rambut gimbal di dieng
Rambut Gimbal Alami ini tumbuh hanya pada rambut anak-anak tertentu di Sekitar Dataran Tinggi Dieng. Mitos yang berkembang dan dipercaya sebagian masyarakat Dataran Tinggi Dieng, rambut gimbal dianggap bisa membawa musibah atau masalah di kemudian hari, sehingga mesti diruwat, karena dipercaya akan mendatangkan rezeki dan si anak dapat hidup normal dengan rambut yang normal.
Itulah mengapa Kemudian muncul Ritual Budaya yaitu Ruwatan Rambut Gimbal yang biasanya diadakan Setahun Sekali.
Dalam Ritual tersebut, sebelum Bocah berambut Gimbal tersebut Dicukur rambutnya, ia akan terlebih dahulu ditanya apa yang diinginkan sebagai syarat agar rambutnya boleh di potong. Permintaan anak tersebut harus dipenuhi, jika tidak, maka rambut Gimbal dikepalanya akan tumbuh lagi meski dipotong berkali-kali.
Dalam Ritual tersebut, sebelum Bocah berambut Gimbal tersebut Dicukur rambutnya, ia akan terlebih dahulu ditanya apa yang diinginkan sebagai syarat agar rambutnya boleh di potong. Permintaan anak tersebut harus dipenuhi, jika tidak, maka rambut Gimbal dikepalanya akan tumbuh lagi meski dipotong berkali-kali.
Tempat ritual doa sebelum pemotongan rambut gimbal
Sebelum upacara pemotongan rambut, akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar. Tempat-tempat tersebut adalah Candi Dwarawati, komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.
Sebelum upacara pemotongan rambut, akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar. Tempat-tempat tersebut adalah Candi Dwarawati, komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.
Upacara jamasan atau pencucian pusaka
Malam harinya akan dilanjutkan upacara Jamasan Pusaka, yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk dicukur.Keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran. Perjalanan dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu. Selama berkeliling desa anak-anak rambut gimbal ini dikawal para sesepuh, para tokoh masyarakat, kelompok-kelompok paguyuban seni tradisional, serta masyarakat.
Malam harinya akan dilanjutkan upacara Jamasan Pusaka, yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk dicukur.Keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran. Perjalanan dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu. Selama berkeliling desa anak-anak rambut gimbal ini dikawal para sesepuh, para tokoh masyarakat, kelompok-kelompok paguyuban seni tradisional, serta masyarakat.
(http://budayaindo.com)
Kesenian Ritual Cingcowong dari Kuningan
Cingcowong ini adalah upacara ritual meminta hujan yang dilakukan oleh
orang-orang jaman dahulu ketika hujan tidak datang dalam waktu 3 bulan. Sebelum melaksanakan upacara ritual Cingcowong ini, terlebih dahulu
dirinya melakukan puasa selama dua hari agar keinginannya di kabul oleh
yang maha kuasa. “Peralatan yang dipakai pada ritual meminta hujan ini,
yaitu satu buah tangga bambu, satu buah tikar dan boneka Cingcowong.
Sementara untuk boneka Cingcowongnya sendiri terbuat dari batok kelapa yang dilukis menjadi putri cantik dengan badan
yang terbuat dari rangkaian bambu yang diberi baju dan kalung yang
terbuat dari bunga kamboja.
(http://budayaindo.com)
Upacara Adat Ngaben di Bali
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu di
Bali, Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan
guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan
selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa
beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah
secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau
menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian
dan reinkarnasi).
waktu upacara adat ngaben
Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan di dalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.
Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan di dalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.
Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur (Lembu atau
vihara yang terbuat dari kayu dan kertas), berserta dengan jenasah. Api
dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.
Waktu pelaksanaan ritual ngaben
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.
Tujuan diadakanya upacara ritual ngaben
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah.
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah.
Dalam diri manusia mempunyai beberapa unsur, dan semua ini digerakan
oleh nyawa/roh yang diberikan Sang Pencipta. Saat manusia meninggal,
yang ditinggalkan hanya jasad kasarnya saja, sedangkan roh masih ada dan
terus kekal sampai akhir jaman. Di saat itu upacara Ngaben ini terjadi
sebagai proses penyucian roh saat meninggalkan badan kasar.
Arti dari kata ngaben
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjelmaan dari Dewa Brahma bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meningggal.
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjelmaan dari Dewa Brahma bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meningggal.
Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu di Bali,
karena upacara Ngaben merupakan perujudan dari rasa hormat dan sayang
dari orang yang ditinggalkan, juga menyangkut status sosial dari
keluarga dan orang yang meninggal. Dengan Ngaben, keluarga yang
ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan perbuatan yang
pernah dilakukan dunia dan menghantarkannya menuju surga abadi dan
kembali berenkarnasi lagi dalam wujud yang berbeda.
Rangkaian upacara ngaben
Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara, terdiri dari berbagai rupa sesajen dengan tidak lupa dibubuhi simbol-simbol layaknya ritual lain yang sering dilakukan umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben biasa nya dilalukan secara besar besaran, ini semua memerlukan waktu yang lama, tenaga yang banyak dan juga biaya yang tidak sedikit dan bisa mengakibatkan Ngaben sering dilakukan dalam waktu yang lama setelah kematian.
Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara, terdiri dari berbagai rupa sesajen dengan tidak lupa dibubuhi simbol-simbol layaknya ritual lain yang sering dilakukan umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben biasa nya dilalukan secara besar besaran, ini semua memerlukan waktu yang lama, tenaga yang banyak dan juga biaya yang tidak sedikit dan bisa mengakibatkan Ngaben sering dilakukan dalam waktu yang lama setelah kematian.
Perkembangan ngaben di Bali
Pada masa sekarang ini masyarakat Hindu di Bali sering melakukan Ngaben secara massal / bersama, untuk meghemat biaya yang ada, dimana Jasad orang yang meninggal untuk sementara dikebumikan terlebih dahulu sampai biaya mencukupi baru di laksanakan, namun bagi orang dan keluarga yang mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya, untuk sementara waktu jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Ada anggapan kurang baik bila penyimpanan jasad terlalu lama di rumah, karena roh orang yang meninggal tersebut menjadi bingung dan tidak tenang, dia merasa berada hidup diantara 2 alam dan selalu ingin cepat dibebaskan.
Pada masa sekarang ini masyarakat Hindu di Bali sering melakukan Ngaben secara massal / bersama, untuk meghemat biaya yang ada, dimana Jasad orang yang meninggal untuk sementara dikebumikan terlebih dahulu sampai biaya mencukupi baru di laksanakan, namun bagi orang dan keluarga yang mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya, untuk sementara waktu jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Ada anggapan kurang baik bila penyimpanan jasad terlalu lama di rumah, karena roh orang yang meninggal tersebut menjadi bingung dan tidak tenang, dia merasa berada hidup diantara 2 alam dan selalu ingin cepat dibebaskan.
Pelaksanaan Ngaben itu sendiri harus terlebih dahulu berkonsultasi
dengan pendeta untuk menetapkankan kapan hari baik untuk dilakukannya
upacara. Sambil menunggu hari baik yang akan ditetapkan, biasanya pihak
keluarga dan dibantu masyarakat beramai ramai melakukan Persiapan tempat
mayat ( bade/keranda ) dan replica berbentuk lembu yang terbuat dari
bambu, kayu, kertas warna-warni, yang nantinya untuk tempat pembakaran
mayat tersebut.
Dipagi hari ketika upacara dilaksanakan, seluruh keluarga dan
masyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Sebelum upacara
dilaksanakan jasad terlebih dahulu dibersihkan/dimandikan, Proses
pelaksaaan pemandian di pimpin oleh seorang Pendeta atau orang dari
golongan kasta Bramana.
Setelah proses pemandian selesai , mayat dirias dengan mengenakan
pakaian baju adat Bali, lalu semua anggota keluarga berkumpul untuk
memberikan penghormatan terakhir dan diiringi doa semoga arwah yang
diupacarai memperoleh kedamaian dan berada di tempat yang lebih baik.
Mayat yang sudah dimandikan dan mengenakan pakaian tersebut diletakan
di dalam“Bade/keranda” lalu di usung secara beramai-ramai, seluruh
anggota keluarga dan masyarakat berbaris di depan “Bade/keranda”. Selama
dalam perjalanan menuju tempat upacara tersebut, bila terdapat
persimpangan atau pertigaan, Bade/keranda akan diputar putar sebanyak
tiga kali, ini dipercaya agar si arwah bingung dan tidak kembali lagi
,dalam pelepasan jenazah tidak ada isak tangis, tidak baik untuk jenazah
tersebut, seakan tidak rela atas kepergiannya.Arak arakan yang
menghantar kepergian jenazah diiringi bunyi gamelan,kidung suci.Pada
sisi depan dan belakang Bade/keranda yang di usung terdapat kain putih
yang mempunyai makna sebagai jembatan penghubung bagi sang arwah untuk
dapat sampai ketempat asalnya.
Pelaksanaan upacara ngaben
Setelah sampai dilokasi kuburan atau tempat pembakaran yang sudah disiapkan, mayat di masukan/diletakan diatas/didalam “Replica berbentuk Lembu“ yang sudah disiapkan dengan terlebih dahulu pendeta atau seorang dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa, lalu upacara Ngaben dilaksanakan, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu. Sisa abu dari pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian di larungkan/dihayutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Setelah sampai dilokasi kuburan atau tempat pembakaran yang sudah disiapkan, mayat di masukan/diletakan diatas/didalam “Replica berbentuk Lembu“ yang sudah disiapkan dengan terlebih dahulu pendeta atau seorang dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa, lalu upacara Ngaben dilaksanakan, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu. Sisa abu dari pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian di larungkan/dihayutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.
upacara ngaben upacara yang sakral
Dari pemamaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali yang saat disakralkan dan diagungkan, upacara ini adalah ungkapan rasa hormat yang ditujukan kepada orang yang sudah meninggal. Upacara ini selalu dilakukan secara besar besaran, tidak semua umat Hindu di Bali dapat melaksanakannya karena memerlukan biaya yang mahal.
Dari pemamaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali yang saat disakralkan dan diagungkan, upacara ini adalah ungkapan rasa hormat yang ditujukan kepada orang yang sudah meninggal. Upacara ini selalu dilakukan secara besar besaran, tidak semua umat Hindu di Bali dapat melaksanakannya karena memerlukan biaya yang mahal.
(http://budayaindo.com)
Ida ayu made kalpika sari
BalasHapusIptu/87051868
Ngaben mrpkn acara ritual pemakaman agama hindu. Saya sbg org bali_hindu memiliki kepercayaan bahwa orang yang sdh meninggal akan diaben . Diamana badan manusia terdiri dari 2, yaitu badan halus yaitu roh kita dan badan kasar yaitu badan kita yg kasat mata. Yang akan bereinkarnasi kembali ke kehidupan yang akan datang, hanyalah badan halus kita...sedangkan badan kasar hanyalah bagian tubuh yang tidak penting. Sehingga dengan adanya upacara ngaben tersebut, akan mengembalikan jiwa kami untuk reinkarnasi kembali untuk merubah dan memperbaiki dosa2 kami sehingga hidup menjadi moksatamjagaditha ya cha iti dharma....yaitu kehidupan yang sangat damai tidak terlahir kembali.... setelah jaman modern sprt skrg ini dan bali yg mwmiliki tanah yang sempit, secara logika maka tanah di Bali untuk setra/Kuburannya tetap memiliki luas tanah yang tdk berunah.....i love bali♥
AKP NI LUH SUARDINI
BalasHapusPOLDA BALI
Ijin mengomentari:
Tradisi aneh dan unik sangat banyak terjadi di Indonesia seperti yang telah dijelaskan di atas. Kebanyakan Tradisi aneh dan unik berkaitan dengan hal-hal yang mistik. Seperti di Bali selain Ngaben juga ada di daerah Trunyan. Apabila ada orang yang meninggal di daerah tersebut jenazah yang bersangkutan tidak dikubur ataupun dibakar melainkan diletakan di sebuah tempat di daerah tersebut yang memang khusus sebagai tempat meletakkan jenazah setiap yang meninggal. Selain itu ada tradisi Omet-Ometan di Sesetan, Bali.
Terima kasih.
Nama : Ni Komang Meri Ardiani/ Bripda
BalasHapusPolda Bali
Mohon Ijin Mengomentari,
Budaya begitu kental didalam masyarakat disetiap wilayah memiliki ciri khas atau kebudayaan sendiri seperti Bali yang terkenal dengan Upacara Adat Ngaben seperti yang telah dijelaskan, selain ngaben ada istilah Upacara Potong Gigi/ Mesangih. Upacara ini ditujukan untuk remaja yang sudah dianggap dewasa untuk membersihkan Sad Ripu atau enam musuh didalam diri manusia. Selain Mesangih/Potong Gigi ada lagi Tradisi aneh yang ada diwilayah saya yaitu Megeret Pandan yang ada di Tenganan kabupaten Karangasem, Megeret Pandan ini merupakan tradisi yang sudah lama ada diwilayah ini, cara bermainnya adalah menggunakan pandan. Selain memiliki nilai seni yang tinggi upacara yang rutin dilakukan setiap tahun berdasarkan penanggalan khusus ini juga memiliki makna yang berkaitan dengan Usaba Sambeh didesa Tenganan. Selain itu, Mageret Pandan atau Perang Pandan juga menjadi sarana latihan ketangkasan seorang prajurit.Menurut masyarakat Tenganan adalah penganut Agama Hindu namun cenderung menganut aliran Dewa Indra sebagai Dewa Perang. Yang terpenting dalam perang pandan tersebut tidak ada menang kalah. Kalau ada yang sampai terluka akibat goresan pandan akan diobati dengan obat yang telah disediakan yang berasal dari cuka kunir dan isen. Tak heran jika Perang pandan ini menjadi tontonan menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara
Sekian Komentar dari saya terimakasi.
Ipda Muji Rahayu/Polda Metro Jaya
BalasHapusKeanekaragaman suku bangsa Indonesia berikut seni budaya masing-masing suku semakin membuat indonesia menjadi negara yg kaya akan tradisi luhur. Bersatu dalam kebhinekaan adalah ciri khas bangsa indonesia. Kita sebagai anak bangsa hrs tetap menjaga dan mempertahankan budaya asli bangsa indonesia agar tetap lestari..
IPTU DEWI KOMALASARI
BalasHapusPOLDA NTB
Tradisi maupun budaya atau apapun itu namanya perlu dilestarikan selama membawa kebaikan, hal positif karena pastinya hal tersebut akan membawa hal positif secara khusus maupun umum, bila tidak membawa kebaikan maka lama kelamaan juga akan ditinggalkan seiring jalannya perubahan zaman.
Orang banyak beranggapan budaya maupun apapun itu namanya dianggap sebagai "RITUAL", sementara menurut saya arti dari ritual itu sendiri terbagi dua kata yaitu Religi dan Aktual, artinya pengaktualan atau aplikasi dari suatu kepercayaan dengan menitikberatkan pada suatuhal yang positif, bila orang percaya akan sesuatu yang membawa dampak baik maka akan diaktualkan dan tidak ditinggalkan, begitu sebaliknya bila ditinggalkan maka orang itu sdh tidak mempunyai kepercayaan, bila tidak memiliki kepercayaan maka akan terombang ambing, penuh dengan kebimbangan. Tentunya berbeda halnya dengan melestarikan suatu yang tidak membawa kebaikan, maka pastinya akan ditinggalkan dan sudah barangtentu untuk mendapat yang lebih baik secara normatif khusus maupun umum, sehingga perlu ada perubahan perubahan.
Maka yang demikian itu menitikberatkan pada aspek manfaat bagi pelaku itu sendiri.
IPDA NENGAH WIRATNINGSIH
BalasHapusPOLDA BALI
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memang memiliki beraneka ragam budaya maupun tradisinya,namun seiring berjalannya waktu banyak juga masyarakat sekarang yang kehilangan jati diri mereka,mereka terlalu terbuai dengan arus globalisasi sehingga gengsi untuk melestarikan budaya maupun tradisi mereka sendiri, sehingga kita sebagai orangtua dan penerus bangsa harus menanamkan rasa cinta budaya kepada anak cucu kita,supaya suatu hari nanti mereka dengan bangganya bercerita ini warisan budaya saya, dan saya bangga menjadi anak indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau kita berbicara budaya yang aneh dan unik itu tak lepas dari suatu karya cipta rasa dari suatu masyarakat itu sendiri yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah lingkungan atau kondisi alam suatu wilayah tersebut. demikian juga dengan budaya boneka cingcowong ini berkembang di masyarakat yang kehidupannya adalah masyarakat agraris yang mana dipergunakan oleh sebagian masyarakat Kuningan untuk meminta atau memohon hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa terkait dengan bercocok tanam dengan melalui median boneka yang dibuat secara sederhana. budaya boneka cingcowong ini juga berkembang di wilayah Jawa Timur atau dikenal dengan sebutan boneka " Jaelangkung ". karena melihat dari ciri fisiknya sama untuk kepala bonekanya terbuat dari tempurung kelapa kemudian badannya bisa terbuat dari keranjang bambu yang diberi baju, kemudian juga ada sesajinya, kalau jaelangkung bisa untuk memanggil arwah orang yang mati yang tidak wajar. kemudian sama orang orang yang tidak bertanggung jawab dipergunakan sebagai media judi atau dimintai nomor untuk judi. Jadi secara fisik antara budaya boneka cingcowong dengan boneka jaelangkung ada persamaan tetapi secara kegunaan ada perbedaan. Seiring perkembangan jaman dan keimanan terhadap Tuhan YME, budaya yang unik tersebut sedikit demi sedikit hilang dalam kehidupan budaya dimasyarakat kita ( agraris ).
BalasHapusAKBP ELLY WAHYUNINGTYAS - POLDA JATIM
AIPTU NENI ENDAH
BalasHapusPOLDA JATIM
Berbicara mengenai Budaya yang ada di berbagai Wilayah di Indonesia, kita sebagai salah satu masyarakat yang ada didalamnya merasakan Sesuatu yang sangat luar biasa, karena budaya tersebut lahir dan berkembang tidak memandang latar belakang maupun pendidikkan dari individu2 yang ada didalamnya akan tetapi Mampu dan bisa menyatukan perbedaan yang ada diantara mereka dan bisa memberikan pembelajaran tentang nilai2 solidaritas yang tinggi bagi lingkungan sekitar maupun generasi mereka selanjutnya.
Mohon ijin menambahkan untuk artikel tentang tradisi unik. Tradisi ini bernama Perang Pandan atau Megeret - geret, yang berasal dari kampung halaman ibu kandung saya yaitu Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem.
BalasHapusPerang Pandan adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra (dewa perang) dan para leluhur. Perang Pandan disebut juga mekare-kare. Kegiatan upacara ritual ini diadakan tiap tahun di Desa Tenganan, desa ini masuk salah satu desa tua di Bali yang disebut Bali Aga. Upacara Perang Pandan/Mekare kare ini diadakan 2 hari dan diselenggarakan sekali dalam setahun pada sasih kalima (bulan kelima pada kalender Bali) dan merupakan bagian dari upacara Sasih Sembah yaitu upacara keagamaan terbesar di Desa Tenganan. Tempat pelaksanaan upacara Mekare-kare ini adalah didepan balai pertemuan yang ada di halaman desa. Waktu pelaksanaan biasanya dimulai jam 2 sore dimana semua warga menggunakan pakaian adat Tenganan (kain tenun Pegringsingan), untuk para pria hanya menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng) tanpa baju, bertelanjang dada.
Perlengkapan Perang ini adalah pandan berduri diikat menjadi satu berbentuk sebuah gada, sementara untuk perisai yang terbuat dari rotan. Setiap pria (mulai naik remaja) didesa ini wajib ikut dalam pelaksanaan Perang Pandan.
Saat upacara Perang Pandan akan dimulai, Mangku Widia pemimpin adat di Desa Tenganan memberi aba-aba dengan suaranya, lalu dua pemuda bersiap-siap. Mereka berhadap-hadapan dengan seikat daun pandan di tangan kanan dan perisai terbuat dari anyaman rotan di tangan kiri. Penengah layaknya wasit berdiri di antara dua pemuda ini.
Setelah penengah mengangkat tangan tinggi-tinggi, dua pemuda itu saling menyerang. Mereka memukul punggung lawan dengan cara merangkulnya terlebih dulu. Mereka berpelukan. Saling memukul punggung lawan dengan daun pandan itu lalu menggeretnya. Karena itu ritual ini disebut pula megeret pandan. Peserta perang yang lain bersorak memberi semangat. Gamelan ditabuh dengan tempo cepat. Dua pemuda itu saling berangkulan dan memukul hingga jatuh. Penengah memisahkan keduanya dibantu pemedek yang lain, ini dilakukan bergilir (lebih kurang selama 3 jam).
Seusai upacara tersebut semua luka gores diobati dengan ramuan tradisional berbahan kunyit yang konon sangat ampuh untuk menyembuhkan luka. Tidak ada sorot mata sedih bahkan tangisan pada saat itu karena mereka semua melakukannya dengan iklas dan gembira. Tradisi ini adalah bagian dari ritual pemujaan masyarakat Tenganan kepada Dewa Indra, dewa perang yang dihormati dengan darah lewat upacara perang pandan, dilakukan tanpa rasa dendam, atau bahkan dengan senyum ceria, meski harus saling melukai dengan duri pandan.
Setelah Perang Pandan selesai kemudian ditutup dengan bersembahyang di Pura setempat dilengkapi dengan mempersembahkan tari Rejang.
Adat istiadat harus kita junjung tinggi karena merupakan citra diri juga melambangkan harga diri akan suatu negeri. Adat istiadat jangan sampai hilang agar orang tahu dari mana kita berasal. Demikian tambahan dari saya Jenderal, terima kasih.
Brigadir Windi Jayanti M.W. / Polda Bali
IPTU TIKA PUSVITA SARI
BalasHapusPOLDA METRO JAYA
Indonesia merupakan negara Kepulauan sehingga memiliki masyarakat yang beraneka ragam suku, ras, agama serta kebudayaan yang berbeda. Budaya masyarakat tersebut tidak lepas dari kebiasaan yang dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan masyarakat tersebut sehingga menimbulkan suatu keyakinan di masyarakat itu. Biasanya keyakinan tersebut mengandung kekuatan mistik didalamnya. Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga dengan keanekaragaman kebudayaan yang kita miliki. Keunikan kebudayaan kita menjadi nilai tambah bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dipandang didunia internasional.
AKP NURAINI
BalasHapusPOLDA NTB
Budaya potong jari tangan dari masyarakat suku Dani papua yang merupakan tradisi dalam upacara kematian orang tua dan saudara sebagai bentuk dukacita dan anehnya tidak merasa kesakitan.
Namun kami budaya ini kurang stuju di pertahankan karena kurang manusiawi dan akan mengakibatkan cacat seumur hidup dan tidak bisa beraktipitas yg maksimal
IPDA NI WAYAN KARI ASTITI
BalasHapusPOLDA METRO JAYA
Tradisi Unik yang dimiliki tiap daerah di Indonesia berupa tari-tarian, alat musik dan juga adat istiadat merupakan suatu kelebihan yang harus dipertahankan dan juga dijaga kelestarian nya walaupun pada saat ini banyak yang sudah hilang seiring dengan perkembangan jaman. Indonesia memiliki kebudayaan yang begitu bervariasi dan lengkap yang tidak dimiliki Negara lain, adalah tugas kita untuk tetap melestarikan nya.
AKP KUSILAH ,SH,MSN POLDA D.I.YOGYAKARTA
BalasHapusIndonesia kaya akan budaya budaya unik yang belum tergali. Budaya unik tersebut banyak yang mengandung nilai-nilai mistis di dalamnya. Keanekaragaman tersebut yang mengundang para wisatawan baik turis domestik maupun mancanegara untuk mengetahui lebih jauh. Hal tersebut membuat Indonesia terkenal di mancanegara dengan kebudayaannya yang tinggi dan luhur. Sudah sepantasnya kita berbangga hati dengan banyaknya warisan budaya tersebut. Dengan selalu menjaga dan melestarikannya.
Kebetulan saya saat ini sedang menimba ilmu di Jurusan Psikologi ada sebuah pembelajaran tentang Kearifan Lokal atau Local Wisdom yang mempunyai pengertian suatu nilai yang dianggap baik dan benar yang berlangsung secara turun-temurun dan dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan sebagai akibat dari adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Salah satunya adalah Ritual Potong Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng. Ada beberapa nilai kearifan lokal yang dapat diambil dari ritual tersebut yaitu Pertama, ritual ini berusaha mengembalikan kepercayaan diri anak. Sebagai anak yang memiliki keunikan penampilan, anak berambut gimbal kerap tidak percaya diri. Ia merasakan perbedaan penampilannya sebagai sebuah keanehan sehingga takut diasingkan lingkungannya. Kedua, ketika ritual digelar, anak diperlakukan istimewa, perlakuan seperti ini membuat mereka merasa keunikan penampilannya justru sebagai sebuah keistimewaan sehingga kepercayaan dirinya pulih. Perisitiwa ini menjadi simbol bahwa kasih sayang orang tua amat besar sehingga seorang anak harus berbakti di kemudian hari. Ketiga, ruwatan ini sebenarnya hendak mengajarkan bahwa seseorang harus mau berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sebagai sebuah ritual massal, ritual rambut gimbal seperti telah menjadi milik masyarakat. Mari kita lestarikan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam ini.
BalasHapusBRIPKA DEWI INDARWATI
POLDA D.I. YOGYAKARTA
AIPDA DARMINI POLRES KP3 SURABAYA POLDA JATIM
BalasHapusijin menambahkan koment Jendral,menjadi bangsa dengan budaya mistis yang masih kental, bangsa Indonesia tidak asing dengan nama Jelangkung. Salah satu dari beberapa permainan rakyat yang melibatkan makhluk dimensi lain....yang nomor dua (Kesenian Ritual Cingcowong dari Kuningan) apa sama dengan jelangkung y Jendral????Jelangkung diartikan sebagai boneka (orang-orangan) yang dilengkapi alat tulis di bagian tangan atau tengahnya, digunakan untuk memanggil arwah untuk masuk ke dalam boneka tersebut, kemudian akan berlangsung tanya jawab. Jawaban sang arwah diberikan melalui tulisan tangan.
IPTU EVI ISMAWATI,SE. POLDA D.I YOGYAKARTA Mohon ijin Jenderal. Kami sangatlah miris bila melihat generasi bangsa yg lebih menyukai budaya kebarat-baratan , kecina2an,kekorea2an yg jauh dari nilai2 budaya bangsa. Bila kita melihat di media asing dlm National Geografic banyak budaya dengan adat istiadat dari suku2 Di Indonesia yang mereka pelajari, ini salah satu bentuk ketertarikan dan penghormatan warga asing terhadap bangsa kita....... Marilah mulai dari sekarang kita membuka mata, buka telinga dan hati kita..... Sadarlah...... Bahwa " BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI BUDAYANYA, MELESTARIKAN BUDAYANYA, DAN MELESTARIKAN BuDAYANYA DIBALIK KEMODERNANNYA"......
BalasHapusAssalamualaikum wr wb. . .
BalasHapusSelamat pagi indonesiaaaaa, dari kami yang selalu mendahului nikmatnya mentari pagi di pantai base-G .. . .
Indonesiaku yang amat kaya raya, sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya dan sebagainya, budaya tercipta dan terbentuk dari interaksi dan kebiasaan yang dilakukan secara berulang dan turun temurun, baik itu di warnai oleh agama maupun hanya bentuk kegiatan kebiasaan saja. . . Terlepas dari semua kebanggaan yang kita miliki akan banyaknya potensi yang dimiliki negara kita tercinta, keanekaragaman suku bangsa, ras, agama. . . Hal ini akan percuma karena kita hanya memiliki kebanggaan yg selalu di pergunjingkan ketika keragaman itu di ambil negara lain, kenapa ini bisa terjadi? Itu semua karena kita hanya punya kebanggaan yang kosong tanpa ada upaya. kata-kata kebanggaan saja tidaklah cukup untuk memajukan semua potensi ini " satu tindakan nyata lebih bermakna daripada 1000 kata-kata" mulailah dari "KITA" jangan salahkan apa yg sudah terjadi dan terlewatkan, mulailah untuk menggali semua potensi yang ada. . . .
Assalammuallaikum wr wb. . .
IPTU dayat
SPN jayapura
Dormooooom. . . .!!!
Sbg masy Ind kita hrs berbangga hati dan bersyukur krn memiliki beranekaragam sukudan budaya, hal ini tdk terlepas krn Ind adl negara kepulauan terbesar didunia , yg terdiri dr ribuan gugusan pulau. Walaupun pd kenyataannya msh byk budaya2 kita yg berhub dg dunia mistis dan tergolong ekstrim, yg mmg pd era modern spt ini tdk bisa diterima dg akal sehat dan sdh byk ditinggalkan, namun sdh mjd tanggung jawab kita sbg warga negara Ind utk sll mempelajari, menjaga dan melestarikan budaya2 yg ada terlebih kpd generasi muda saat ini yg sdh termodernisasi oleh dunia barat.
BalasHapusAKP ANI HARIYANTI
POLRES PASURUAN POLDA JATIM
Ipda Srinuryani w.
BalasHapusSPN singaraja
Bangsa Indonesia memang sangat banyak memiliki keragaman Budaya dan sangat indah serta banyak sekali tradisi yg unik dan sangat menakjubkan...sama halnya dengan si bali tempat saya bertugas..salah satunya yg sangat menjadi sebuah legenda yang sampainsaat ini masih sangat indah dan menakjubkan adalah tradisi peredpayamannJenasah di Desa Trunyan Bangli...Jenasah hanya di letakan di bawah pohon kadang ditidurkannada pula yg hanya duduk...tapinyg menakjubkan Jenasah tersebut tidak pernah tercium bau busuk...atau bau yg menyengat...menurut cerita masyarakat disana itu di karenakan Pohon trunyan disana yg akan membuat jenasah2 itu tidak berbau...
dan masih banyak juga cerita2 masyarakat dinsekitar ttg tradisi unik disana...karna itulah sangat penting kita harus mengetahui latar belakang adanya tradisi unik atau budaya2 di sekitar lingkungan kita...dan tetap melestarikannya untuk menjadi sejarah.dan cagar budaya buat bangsa indonesia