1. Angklung
Angklung adalah alat musik terbuat dari dua tabung bambu yang
ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu.
Tabung-tabung tersebut diasah sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada
yang beresonansi jika dipukulkan. Dua tabung tersebut kemudian ditala
mengikuti tangga nada oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah dari
bingkai ini dipegang oleh satu tangan, sementara tangan yang lain
menggoyangkan angklung secara cepat dari sisi kiri ke kanan dan
sebaliknya.
Pada perioda Hindu dan Kerajaan Sunda,
Jawa Barat, angklung memegang peranan sangat penting pada beberapa
upacara ritual masyarakat Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
perantara dalam ritual, angklung dimainkan untuk menghormati Dewi Sri,
dewi kesuburan, dengan harapan agar negeri dan kehidupan mereka dapat
diberkati. Di kemudian hari, menurut Kidung Sunda, alat musik ini juga
digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi
pertempuran di Perang Bubat.
Angklung tertua yang masih ada sampai
kini ialah Angklung Gubrag. Angklung ini dibuat pada abad ke-17 di
Jasinga,Bogor. Pada saat ini, beberapa angklung dari zaman dahulu masih
tersimpan di Museum Sri Baduga, Bandung.
2. Arumba
Arumba diperkirakan sudah ada sejak 1960-an di Provinsi Jawa Barat,
dan seperti yang telah diuraikan di atas Arumba merupakan salah satu
alat musik yang menjadi ciri khas Provinsi Jawa Barat.
Katanya ditahun 1960-an tersebut terdapat Group Musik yang di pimpin
oleh Raden Roesadi atau juga dikenal dengan nama Yoes Roesadi dan
beberapa rekannya, mereka menambahkan secara khusus alat musik angklung
untuk instrumen ensemblenya. Pentas demi pentas mereka lakoni dan pada
saat mereka sedang menaiki truk untuk mengadakan pentas di Kota Jakarta
secara tidak sengaja mereka menemukan ide unntuk memberi nama Group
Musik mereka menjadi Group Musik Aruba yang memiliki kepanjangan Alunan
Rumpun Bambu.
Kemudian sekitar tahun 1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup
musik yang bertekad untuk sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka
memakai alat musik lama (angklung, calung), dan juga berinovasi membuat
alat musik baru (gambang, bass lodong). Ensemble ini kemudian mereka
beri nama Arumba (Alunan Rumpun Bambu).
Sekitar tahun 1969, Grup Musik Aruba juga mengubah nama menjadi
Arumba, sehingga timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut.
Dengan berjalannya waktu, istilah arumba akhirnya melekat sebagai
ensemble musik bambu asal Jawa Barat.
3. Gamelan
Secara etimologis, gamelan berasala dari bahasa Jawa, yaitu gamel
yang berarti memukul atau memainkan. Gamelan Sunda berkembang di pulau
Jawa, khususnya di Jawa Barat. Gamelan merupakan salah satu ensambel
musik tradisonal yang paling populer dan dikagumi oleh warga
Internasional. Gamelan sering digunakan sebagai musik pengiring pada
kesenian tradisional wayang, upacara adat, dan berbagai ritual. Satu
perangkat gamelan paling tidak terdiri dari saron, gambang, panerus, suling degung, rebab, kecapi, bonang, kulanter,kendang, jengglong, dan goong.
Dari
segi irama, gamelan Sunda dapat dibedakan dengan gamelan Bali dan
gamelan Jawa. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih merdu dengan tempo
lambat, berbanding terbaik dengan gamelan Bali yang cenderung rancak.
Gamelan Sunda didominasi oleh suara suling atau rebab, sehingga lebih
berkesan mendayu-dayu.
Tidak
ada yang menyebutkan kapan tepatnya gamelan masuk ke tanah Sunda,
tetapi tanda-tanda adanya kesenian ini di tatar Sunda dijelaskan dalam
naskah Sang Hyang Siksa Kanda Ng Karesian, bahwa kesenian ini mulai
masuk pada abad 16. Dalam naskah tersebut, dijelaskan bahwa pada waktu
itu pemain gamelan disebut Kumbang Gending, dan ahli karawitan disebut
Paraguna. Naskah Sewaka Darma menyebutkan bahwa gamelan sunda disebut
juga Gangsa.
Mulanya,
gamelan sunda hanya terdiri atas bonang, saron panjang, jenglong, dan
goong. Kemudian penambahan-penambahan waditra terjadi sesuai dengan
kebutuhan musikal, misalnya penambahan kendang, suling, dan rebab.
4. Degung Sunda
Degung adalah kumpulan alat musik dari sunda.
Degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda. Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar akhir abad ke-18/awal abad ke-19. Jaap Kunst yang mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa dalam bukunya Toonkunst van Java (1934) mencatat bahwa degung terdapat di Bandung (5 perangkat), Sumedang (3 perangkat), Cianjur (1 perangkat), Ciamis (1 perangkat), Kasepuhan (1 perangkat), Kanoman (1 perangkat), Darmaraja (1 perangkat), Banjar (1 perangkat), dan Singaparna (1 perangkat).
Masyarakat Sunda dengan latar belakang kerajaan yang terletak di hulu sungai, kerajaan Galuh
misalnya, memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesenian degung,
terutama lagu-lagunya yang yang banyak diwarnai kondisi sungai, di
antaranya lagu Manintin, Galatik Manggut, Kintel Buluk, dan Sang Bango. Kebiasaan marak lauk masyarakat Sunda selalu diringi dengan gamelan renteng dan berkembang ke gamelan degung.
Dugaan-dugaan masyarakat Sunda yang mengatakan bahwa degung merupakan
musik kerajaan atau kadaleman dihubungkan pula dengan kirata basa,
yaitu bahwa kata “degung” berasal dari kata "ngadeg" (berdiri) dan “agung” (megah) atau “pangagung”
(menak; bangsawan), yang mengandung pengertian bahwa kesenian ini
digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan. E. Sutisna,
salah seorang nayaga Degung Parahyangan, menghubungkan kata “degung”
dikarenakan gamelan ini dulu hanya dimiliki oleh para pangagung
(bupati). Dalam literatur istilah “degung” pertama kali muncul tahun 1879, yaitu dalam kamus susunan H.J. Oosting. Kata "De gong" (gamelan, bahasa Belanda) dalam kamus ini mengandung pengertian “penclon-penclon yang digantung”.
5. Kecapi Suling Sunda
Kacapi suling adalah bentuk musik Sunda dari Jawa Barat. Hal ini pada dasarnya tembang Sunda dikurangi vokal, dan juga di selingan antara lagu pada kinerja Tembang Sunda khas. bernada tinggi kacapi rincik, kacapi indung yang bernada rendah dan seruling suling adalah instrumen yang digunakan untuk kacapi suling. Kacapi suling memiliki instrumental dilakukan dalam dua skala yang berbeda, empat pertama di laras pelog menyampaikan suasana hati yang ringan, empat terakhir, dalam laras sorog lebih lambat dan berat. Perubahan ke laras sorog biasanya terjadi pada tengah malam dan berlangsung sampai matahari terbit.
Bripda Nurul
BalasHapusPolda Jabar
Mohon ijin, menurut saya kebudayaan Indonesia ini merupakan kebudayaan yang harus dilestarikan karena bisa menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Akan lebih baik kita memperkenalkan budaya ini keluar negri agar bangsa lain mengetahui kebudayaan yang dimiliki,.
Briptu Juliana Rahayu Mesesa - Polda Jabar
BalasHapusMohon ijin.,, menurut saya dengan mengenalkan budaya2 nusantara baik dlm segi alat musik, tradisi, tarian dll merupakan cara yg baik dan bagus untuk menjaga kelestarian kekayaan budaya Indonesia . Untuk memulainya bsa diajarkan kpd anak2 dr mulai duduk d Sekolah Dasar, seperti yg sya alami saat SD ada mulok ttg karawitan dstu sy byk belajar memainkan alat2 musik gamelan dan juga menembangkan pupuh2 sunda,,, sehingga ketika skrg mendengarkan pupuh itu seakan2 tersuat jiwa muda dan bangga,,,
Ijin berkomentar
BalasHapusBRIPDA IRMA MARIESA ULFAH
POLDA JABAR
Kebudayaan indonesia ini sangatlah beragam..karena setiap daerah di indonesia memiliki karekeristik daerah yg berbeda-bedaa..
Jangan sampai kebudayaan di indonesia itu di klaim oleh bangsa atau negara lain contohnya kesenian angklung dan reog.. Negara lain saja ingin memiliki kebudayaan seperti yg kita punya ini.. Apa yg seharusnya kita lakukan..? Dewasa ini.. Di negara indonesia, sudah mulai masuk unsur2 budaya kebarat2an.. Seharusnya kita cupuk mengenalinya saja.. tidak membudaya di negara kita.. Karena bagaimanapun itu kita harus bangga, melestarikan dan menjaga budaya yang kita miliki di indonesia ini..
Terima kasih
Salam hormat
Ipda nidia ratih, sh
BalasHapusPolda diy
Mohon ijin, saya merupakan asli dr bengkulu dan sdh 5 thn ini sy ikut suami yg jg agt polri. Saya sangat antusias untuk mengetahui budaya yg ada di negeri yg kita cintai ini seperti pepatah "dimana langit dijunjung disanalah bumi dipijak". Karena itulah saya sangat tertarik sekali dengam tulisan bapak ini sehingga saya bs mengetahui budaya sunda yg diwakili dari alat musiknya yang ternyata banyak kemiripan dengan alat musik yg jg dimiliki daerah lain seperti degung sunda mirip dengam gamelan jawa yg ada di daerah jogja namun cara pemukulanya yg berbeda. Karena itu saya sebagai warga indonesia.sangat bangga akan kesenian dan rag budaya yg kita miliki.
Dan utk itu sdh sebaiknya kita sebagai agt polri ttp menjaga kecintaan kita kepada tanah air kita tercinta..terima kasih
BRIPDA RAIDA DWI NURMALA
BalasHapusPOLDA JAWA TENGAH
Budaya Indonesia sangat lah beragam dari tari-tarian, lagu, pakaian, kebiasaan dan banyak lagi termasuk alat musik seperti yang di bahas artikel di atas, alat musik tradisional Indonesia sangat unik dan mencerminkan ciri khas daerah yang memilikinya, sehingga sangat penting sekali peran musik tradisional ini untuk memperkenalkan daerah tersebut ke luar, termasuk dunia manca negara, tugas kita sebagai anak bangsa yaitu melestarikan budaya tersebut agar orang lain tahu daerah kita dan budaya itu milik kita.
Terimakasi
kesenian tersebut merupakan karya agung warisan budaya. semoga masyarakat bisa termotivasi utk memprosikan dan meregenerasikan kesenian tersebut.(iptu diah_pmj)
BalasHapusKompol Tri Suryanti, Sik, M.Si ~ Polda Jabar
BalasHapusMenghargai budaya bangsa, mencintai budaya bangsa termasuk seni juga merupakan salah satu pencerminan dari karakter Kebhayangkaraan yaitu “CINTA TANAH AIR". Sebagai anggota Polri yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, latar belakang budaya yg berbeda, namun tetap berada dalam satu naungan panji2 Tri Brata, Catur Presetya, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Jawa Barat juga merupakan salah satu daerah yang kaya akan beraneka ragam budaya. Banyak musisi2 dan juga para seniman yang lahir dan berasal dari Jawa Barat.
Kekayaan Budayanya yang beraneka ragam jelas membuat kita bangga sebagai bagian dari masyarakat Jawa Barat. Wujud dan rasa kebanggan ini tidak hanya cukup diucapkan namun harus dpt di implementasikan dalam kehidupan kita sehari2, dan menginternalisasi dalam hati dan perbuatan.
Sebagai seorang anggota Polri/Polwan, hal ini bisa menjadi salah satu cara dalam upaya kita melaksanakan tugas2 pokok Polri, pendekatan2 kpd masyarakat dg memanfaatkan budaya2 lokal menurut kami akan lebih mudah diserap dan diterima oleh masyarakat. Salah satu contoh : Peningkatan kembali giat Siskamling yg sdh mulai luntur, dapat kita coba dengan mengawali mengumpulkan masy, menggiatkan budaya tradisional misalnya dengan berlatih bermain angklung, atau dengan memanfaatkan komunitas2 yang konsen di bidang seni dan budaya untuk bersama2 Polri menciptakan suasana aman dan nyaman dilingkungannya.
Kami rasa ini jauh akan lebih mudah, berbeda jika hanya dilakukan pendekatan2 yg sifatnya hanya sekedar himbauan/ajakan/perintah/larangan
Namun dg kita berbaur scr langsung bersama dg masy, melalui kegiatan2 seni dan budaya akan lbh cepat meresap dalam hati setiap masy.
Jadi jelas, disamping kita tetap dapat melestarikan budaya lokal yang sangat beragam, pelaksanaan tugas juga tetap berjalan.
Demikian. Trims. Wassalam.
Kompol Tri Suryanti ~ Jabar
Ketika Budaya Indonesia "Go International"
BalasHapusPada pemikiran Idealisme saya adalah sbb :
Sungguh bahagia ketika kesenian Indonesia "Go International", artinya semakin membawa Indonesia menjadi negara yg di segani dan terkenal di mata Internasional akan kekayaan beragam kesenian daerahnya yg berbasis pada frame Bhineka Tunggal Ika (sbg fundamental nilai2 kebangsaan)
Pada pemikiran sisi yg lainnya :
Sungguh ironis dan sedihnya melihat ketika kesenian Indonesia yg "Go Internasional" telah diakui negara lain menjadi hak kesenian budaya bangsa lain selain Indonesia contohnya negara Malaysia
Sungguh pun melihat 2 sisi pandang tsb saya tdk berdaya dan tdk dapat mengatakan "Salah Siapa", tetapi kita bersama perlu memandang kedepan, pertanyaannya adalah "apakah kita semua cinta budaya kesenian Indonesia sbg bangsa sendiri?", bila Ya, kapan kita terakhir memainkan/memerankan/ menonton/ mendengarkan budaya seni sendiri (kecuali Masy Bali yg saya scr pribadi berapresiasi atas kelestarian budayanya shg dapat membuat kesenian daerah menjadi ketahanan ekonomi daerah bahkan mungkin juga devisa negara, ataupun apresiasi kpd slrh masy Indonesia yg mmg masih menjaga, melestarikan dan mengembangkan budaya daerahnya)
Mari kita jadikan Budaya Kesenian dan Alat Musik Daerah sebagai sumber kekayaan bangsa, sbg Jati Diri Bangsa, sbg Pemersatu Bangsa dan tentunya dg melestarikan buat anak cucu bangsa, ketahanan budaya perlu ditingkatkan sbg Nilai2 norma adat dlm kearifan lokal dlm frame Bhineka Tunggal Ika shg Bangsa Indonesia menjadi Bangsa dan Negara yg besar dari keberagaman seni budayanya
AKBP Trunoyudo
Kakorsis SPN Polda Jabar
BRIPKA DOLLY SHARONITA APLONIA / POLSEK MARGAHAYU POLRES BANDUNG POLDA JABAR
BalasHapusIjin menambahkan Jenderal...
Sebelumnya, saya merupakan asli dari perpaduan antara timor (rote) & belanda. Namun saya dilahirkan di kota kecil di daerah NTB yang bernama Bima, oleh karena itu mohon ijin menambahkan beberapa alat musik tradisional yang saya tahu yang ada di daerah kelahiran saya, Bima.
Di daerah Bima ada alat musik bernama Silu. Silu termasuk jenis alat musik aerofon tipe hobo, karena memiliki lidah lebih dari satu. Di Bima terdapat pembagian alat musik. Menurut pembagian tsb silu termasuk golongan ufi (alat musik tiup). Sedang golongan alat musik lain adalah bo – e (alat musik pukul dengan tangan misalnya rebana). Ko – bi (alat musik petik misalnya gambo/gambus). Golongan lainnya adalah toke (alat musik yang dipukul dengan alat pemukul) misalnya genda (gendang), dan Golongan yang terakhir adalah Ndiri (alat musik gesek) misalnya biola mbojo (biola Bima).
Semakin langka nya kita temui para pemain alat2 musik tradisional di Indonesia merupakan hal yang sudah masuk ke level memprihatinkan. Perlu upaya serius untuk melestarikan dan melakukan proses Re-generasi terhadap alat musik tradisional serta para pemain alat musik tradisional tsb. Salah satu nya adalah dengan melatih para anak muda, pelajar, membentuk sanggar2 seni budaya di setiap sekolah, ditindaklanjuti dengan mengundang seniman untuk mengajar para pelajar sebagai salah satu program ekstra kurikuler di sekolah2. Mereka diberikan honor yang sepadan agar ada rangsangan untuk terus membina dan mendidik para generasi muda yang mencintai budayanya. Semoga ke depan, generasi kita semakin disadarkan dan melek terhadap budaya bangsa ini karena kalau bukan kita yang mencintai dan melestarikan budaya negeri ini, siapa lagi.
Terimakasih.
Ipda Wiwik Sri W
BalasHapusSPN Polda Jatim
Keanekaragaman alat musik yang ada di Indonesia merupakan kekayaan indonesia yang tak ternilai
Alat musik tradisional yang dikolaborsikan dengan alat musik modern akan menghasilkan instrument yang indah untuk kita nikmati dan bisa sebagai sarana mempromosikan kebudayaan khususnya seni musik tradisional indonesia kepada negara lain
AKP RESMINI TRESNA DEWI. POLDA BANTEN. Mohon ijin Jenderal menanggapi kesenian angklung sebagai kesenian sunda Ӵğ sampai saat ini мǝsiн dilestarikan khususnya oleh Mang Ujo Ӵğ bertempat Θî Ujung Berung Bandung kalau tidªќ salah disebut saung Angklung Mang Ujo, Θî tempat ini tidªќ hanya memainkannya alat musik tetapi alat musiknyapun (alat musik Ӵğ terbuat dǝяi bambu) juga dipasarkan .. tidªќ hanya didalam negri melainkan juga Ӄҿ luar negeri , dengan bunyi Ӵǝng khas akan mengeluarkan irama Ӵğ ȋ̝̊ndǝh ϑǝn menarik ... Apalagi bagi penduduk seperti Sǝγ̥ǝ Ӵğ dilahirkan Θî Tanah Pasundan Ӵğ sejak kecil sdh terbiasa dengan mendengarkan kesenian khas sunda .. Rasanya bangga dengan budaya ƙîtǝ dengan berbagai kesenian ...ϑǝn Ӵǝng sy tahu kesenian angklung ini dibudidayakan Θî lingkungan pelajar dengan diadakannya perlombaan мǝin angklung ..antar sekolah... Mhn ijin Jenderal selain kesenian Ӵǝng disebut diatas terdapat salah satu. Kesenian Ӵǝng sy rasa begitu tinggi kwalitasnya yaitu Wayang Golek ... Apalagi kalau Dalangnya Asep Sunandar Sunarya ..ρǝśτι akan terbahak bahak mendengarkan banyolan (humor) antara lakon Dawala ϑǝn Petruk, sehingga bertambah tinggilah nilai budaya ƙîtǝ. Terima kasih.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMohon izin komentar komandan
BalasHapusMemang ada banyak sekali jenis alat musik di Indonesia, ciri-ciri dan suaranya sangat beraneka ragam. Hal ini yang mnjadikan Indonesia sebagai negeri yang kaya akan kesenian. Terimakasih
Ipda Marem Polda Jatim
IPDA RELIANA S. /PMJ
BalasHapusMohon ijin mengomentari Jenderal,
Budaya Indonesi banyak beragam budaya, Mohon ijin Jenderal saya mendambahkan beberapa Alat musik batak toba. Budaya Batak toba Seni Kebudayaan Tradisional Provinsi Sumatera utara. memiliki banyak kebudayaan yang unik dan menarik. Yuk, kita kenal kebudayaan Batak toba sebagai salah satu kekayaan budaya indonesia seperti alat musik tradisionalnya.
Alat musik Batak Toba yang digunakan untuk mengiringi tarian tor-tor dan nyanyian juga beranekaragam. Alat musik ini ada yang terbuat dari bahan perunggu, kulit, kayu, dan bambu. Alat musik berbahan perunggu seperti ogung atau gong. Ogung merupakan instrumen 4 jenis gendang yang berlainan bunyi/nada, yaitu oloan, ihutan, doal, dan panggora. Sedangkan alat musik dari bahan kulit, kayu dan bambu meliputi tagading, hesek, hasapi (kecapi), saga-saga, garantung, suling (seruling), sordam dan salohat. Alat musik tagading merupakan seperangkat instrumen yang terdiri dari 1 gondang sebagai bas, 1 odap-odap dan 5 tagading. Orang Batak Toba juga membedakan peralatan musik ini dalam dua golongan besar yaitu Gondang Bolon (terdiri dari gordang(gendang besar), taganing(gendang ukuran sedang) dengan lima lempeng kayu, odap-odap(gendang kecil) yang kadang-kadang diganti dengan lempengan logam, gong dari tembaga ditambah empat gong perunggu, dan sarune(seruling)) dan Gondang Hasapi (terdiri dari 2 buah hasapi, sarune kecil, suling(seruling), garantung(bumbung kecil) dengan lima lempeng kayu sebagai pengganti taganing).
Bripda Emanuela Gilang
BalasHapusPolda Jateng
Mohon Ijin Jendral
budaya indonesia itu banyak tetapi masyarakat melupakan budaya kita sendiri, bahkan malah lebih menyukai budaya luar (eropa). Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.
siap terimakasih jendral
BRIPDA PUTRI KRISNAYANTI
BalasHapusPOLDA JAWA TENGAH
Mohon ijin Jendral izin memberikan komentar
dalam kehidupan di era globalisasi ini , jujur saja kebudayaan seperti ini sudah mulai dilupakan. dan dapat dilihat sendiri pada kenyataannya, setelah ada tragedi direbutny kesenian dari kita, baru mereka memprotes. Harusnya jjiwa cinta budaya bangsa diterapkan sejak dini, tidak hanya menguap setelah di berikan pengetahuan tentang kebudayaan terebut.
sekian jendral terimakasih
No coment
BalasHapus